KUMPULAN CERITA ANAK TERBAIK DAN TERBARU
Pemimpin Kodok
Pengarang: Anonim
Dahulu kala, ketika dunia masih sangat muda, ada sebuah kolam di tepi hutan. Di dalamnya tinggal ratusan ekor kodok yang bisa berbicara. Sungguh menyenangkan jika kita mengendap endap di balik pohon lalu mendengarkan mereka diam diam ketika mereka sedang berbicara dengan gembira.
Mereka berbicara terlalu banyak sehingga suatu saat mereka kehabisan bahan obrolan. Akhirnya mereka menjadi bosan tinggal di kolam yang sepi dan mereka menginginkan hiburan. Kodok kodok itu lalu berkumpul dan memutuskan bahwa mereka menginginkan seorang raja. Lalu mereka berdoa dengan suara nyaring bersahut sahutan agar mereka dipilihkan seorang raja.
Tiba tiba sebatang batang pohon jatuh dari langit. Batang pohon itu tercebur ke dalam kolam, air terciprat ke semua arah, menghujani ratusan kodok yang berlompatan ketakutan ke pinggir kolam. Sehari semalam kodok kodok itu bersembunyi di bawah daun teratai yang mengapung di permukaan kolam, tidak berani melangkah terlalu dekat dengan raja baru mereka. Seekor kodok yang paling berani di antara mereka lalu keluar dari tempat persembunyiannya. Dia mendekat dengan hati hati dan mengamati sang raja. Akhirnya yang lain ikut maju dan berenang hati hati di sekeliling batang pohon yang mengapung itu.
"Raja yang lucu," ucap seekor kodok menghina. Mereka akhirnya menyadari sang raja tidak bisa menolong atau memerintah mereka. Segera mereka berdoa lagi bersahut sahutan meminta raja yang lain.
Tak berapa lama, seekor burung bangau yang besar hinggap di tepi kolam. Sebuah mahkota emas berkilauan tampak di kepalanya. "Wahai kodok kodok, saya adalah raja kalian!" seru sang bangau dengan suara keras. Lalu dia berjalan cepat ke dalam kolam dan dengan cepat menelan para kodok itu secepat yang ia bisa.
Para kodok itu berlompatan lagi ketakutan, tapi kali ini mereka tidak bisa menghindari kecepatan paruh sang bangau.
"Oh kenapa, kenapa kita tidak memerintah diri kita sendiri saja?" seekor kodok bersedih hati.
Sang bangau itu makan hingga perutnya penuh, lalu dia terbang pergi. Tapi para kodok itu sekarang tak bisa berbicara karena begitu ketakutan. Mulai saat itu yang bisa mereka lakukan hanyalah mengeluarkan suara kodok ...dodododok...dododok.
===============================================================
Angsa Bertelur Emas
Pengarang: Anonim
Orang orang berkerumun di depan toko penjual telur di sebuah pasar di desa. Yang berada di luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih dekat lagi ke depan meja. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena mendengar ada seekor angsa yang bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dan akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis seperti yang mereka dengar. Di atas meja, berkilauan di bawah sinar matahari, tergeletak sebuah telur emas!
Mereka menggenggam erat-erat uang mereka, tangan mereka sampai berkeringat, dan mereka mengacung- acungkan tangannya berebutan ingin membeli telur itu. Tapi si Pedagang, walaupun dia sangat bersemangat, hanya bisa menjual satu telur emas sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena si Angsa hanya bisa bertelur satu telur sehari!
Si Pedagang benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya banyak uang. Gagasan yang hebat lalu terlintas di pikirannya. Pedagang yang rakus itu akan membunuh si Angsa! Ia akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnya sekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera cepat kaya.
Para pembeli bersorak gembira ketika si Pedagang mengumumkan ide hebatnya itu pada mereka. Kemudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan membelah dada burung itu. Orang-orang menahan nafasnya. Darah si Angsa menetes merah membasahi bulu bulunya yang putih.
"Dia membunuh burungnya!" orang-orang bergumam terpesona.
Lalu seorang nenek tua berkata dengan bijak,"Ya, dan dia telah melakukan kesalahan yang besar! Kamu semua akan lihat, angsa itu sekarang hanya seekor burung biasa. Tentu saja karena ia sudah mati."
Nenek itu berkata benar. Di sana berbaring seekor angsa yang cantik, dadanya terbelah lebar, tapi tak ada sebutir telur pun terletak di dalam tubuhnya. Sekarang angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang.
"Dia sudah membunuh angsa yang memberinya telur emas!" seorang petani berkata sedih.
Orang-orang pun meninggalkan toko dan berjalan pulang dengan gontai.
============================================================
Kisah Nabi Sulaiman Dan Semut
Pengarang: Anonim
Sulaiman bin Daud adalah satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan dari Allah SWT sehingga bisa memahami bahasa binatang. Dia bisa bicara dengan burung Hud Hud dan juga boleh memahami bahasa semut. Dalam Al-Quran surah An Naml, ayat 18-26 adalah contoh dari sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi yang sangat kaya raya ini. Firman Allah, Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata.
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.
Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa kerana mendengar perkataan semut itu. Katanya, Ya Rabbi, limpahkan kepadaku karunia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku; karuniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh. (An-Naml: 16-19)
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun? Sebesar biji gandum, jawabnya.
Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu. Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya? tanya Nabi Sulaiman. Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah, jawab si semut. Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahawa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Kerana itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.
Nabi Sulaiman, walaupun ia sangat kaya raya, namun kekayaannya adalah nisbi dan terbatas. Yang Maha Kaya secara mutlak hanyalah Allah SWT semata-mata. Nabi Sulaiman, meskipun sangat baik dan kasih, namun yang Maha Baik dan Maha Kasih dari seluruh pengasih hanyalah Allah SWT semata. Dalam diri Nabi Sulaiman tersimpan sifat terbatas dan kenisbian yang tidak dapat dipisahkan; sementara dalam Zat Allah sifat mutlak dan absolut.
Bagaimanapun kayanya Nabi Sulaiman, dia tetap manusia biasa yang tidak boleh sepenuhnya dijadikan tempat bergantung. Bagaimana kasihnya Nabi Sulaiman, dia adalah manusia biasa yang menyimpan kedaifan-kedaifannya tersendiri. Hal itu diketahui oleh semut Nabi Sulaiman. Kerana itu, dia masih tidak percaya kepada janji Nabi Sulaiman ke atasnya. Bukan kerana khuatir Nabi Sulaiman akan ingkar janji, namun khuatir Nabi Sulaiman tidak mampu memenuhinya lantaran sifat manusiawinya. Tawakal atau berpasrah diri bulat-bulat hanyalah kepada Allah SWT semata, bukan kepada manusia.
================================================================
Kisah Semut Dan Merpati
Pengarang: Anonim
Pada suatu hari, seekor semut yang sedang berjalan-jalan mencari makan di pinggir sungai. ?eperti biasa dia berjalan dengan riang dan karena kurang hati-hati tiba-tiba ia terjatuh ke dalam sungai.
Arus sungai menghanyutkannya, semut itu timbul tenggelam dan kelelahan berusaha untuk menepi tapi tidak berhasil. Seekor burung merpati yang kebetulan bertengger di ranting pohon yang melintang di atas sungai melihat semut yang hampir tenggelam dan merasa iba.
Burung merpati ini memetik daun dan menjatuhkannya didekat semut. Semut merayap naik ke atas daun dan akhirnya berhasil menyelamatkan dirinya dengan bantuan daun tersebut, mendarat di tepi sungai.
Tidak lama kemudian, sang semut melihat seorang pemburu burung sedang mengendap-endap berusaha mendekati burung merpati yang telah menolongnya tadi. Semut menyadari bahaya yang membayangi merpati yang baik tersebut, segera berlari mendekati pemburu, dan menggigit kaki sang pemburu.
Pemburu itu kesakitan dan terkejut, mengibaskan ranting yang tadinya akan digunakan untuk menangkap burung. Burung Merpati menyadari keberadaan pemburu yang sibuk mengibas-ngibaskan ranting kesakitan. Akhirnya sang burung pun terbang menyelamatkan dirinya.
=============================================================
Kelinci Pembohong
Pengarang: Anonim
Di padang rumput nan hijau, hiduplah seekor kelinci yang sangat nakalm, setiap hari kerjaannya mengusili penghuni padang rumput. Pada suatu hari, si kelinci ketemu pak kijang. Dalam hati kelinci berpikir “saya kerjain saja Pak Kijang, tapi bagaimana ya?” Si kelinci berpikir keras dan tiba-tiba ide nakal sampai di kepalanya. “Saya pura-pura saja lari Pak Kijang sambil berteriak ‘pak singa ngamuk’”.
Maka sambil larilah, Si Kelinci sambil berteriak “Pak Singa ngamuk! Pak Singa ngamuk!”, akhirnya pak kijang sekeluarga lari tak beraturan, sampai anaknya Pak Kijang jatuh ke jurang.
Puaslah hati Si Kelinci, berbahak-bahak dia, “kena saya kerjain Pak Kijang”. Begitu bangganya Si Kelinci, “cerdas juga saya” Congkak si kelinci.
Si kelinci melanjutkan jalan-jalannya sambil mencari korban berikutnya. Dari kejauhan, Si Kelinci melihat Pak Kerbau. Dia pun melakukan hal yang sama seperti pada Pak Kijang. “Pak Singa ngamuk! Pak singa Ngamuk” teriak Si Kelinci, sambil berlari ke arah Pak Kerbau sekeluarga.
Terang saja Pak Kerbau langsung lari terbirit-birit sampai istri Pak Kerbau yang lagi hamil, keguguran. Duka Pak Kerbau jadi suka cita Si Kelinci.
Hari berikutnya Pak Kijang bertemu Pak Kerbau, mereka menceritakan kejadian yang mereka alami kemarin. Selagi mereka asik membahas masalah yang menimpa keluarga mereka yang disebabkan oleh Si Kelinci, tiba-tiba terdengarlah suara teriakan Si Kelinci dari kejauhan, “Tolong, saya dikejar-kejar Pak Singa, Pak Singa ngamuk! Tolong, tolong, tolooong!,” tapi tidak ada yang perduli, “ah, paling-paling Si Kelinci lagi-lagi membohongin kita” pikir mereka.
Sekuat tenaga Si Kelinci menghindari kejaran Pak Singa, tapi apalah daya, Pak Singa lebih cepat larinya, akhirnya Si Kelinci mati dikoyak-koyak Pak Singa dan tidak ada yang perduli.