MAKALAH BAYI TABUNG
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Beberapa tahun terakhir perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang sungguh sangat mencengangkan.
Berbagai macam penelitian dan penemuan baru memunculkan sebuah kemajuan yang
luar biasa. Sama halnya dengan kemajuan dibidang bioteknologi.
Perkembangan-perkembangan bioteknologi bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia, salah satunya dalam bidang reproduksi. Masyarakat secara umum
mengetahui bahwa untuk menghasilkan keturunan diperlukan terjadinya fertilisasi
internal atau bertemunya sel sperma dan sel telur didalam tubuh betina
(induknya). Belakangan telah berkembang fertilisasi yang dilakukan secara
eksternal atau bertemunya sel telur dan sel sperma diluar tubuh betina
(induknya).
Fertilisasi atau pembuahan adalah proses bertemunya
kedua sel gamet (jantan dan betina) atau lebih tepatnya peleburan dua sel gamet
dapat berupa nucleus atau sel bernukeleus untuk kemudian membentuk zigot. Pada
dasarnya melibatkan plasmogami( pengabungan sitoplasma) dan kariogami (penyatuan bahan nucleus). Setelah terjadi
pembuahan zigot tumbuh berkembang menjadi embrio.
Kelahiran Louise Brown melalui persenyawaan luar
rahim (In Vitro Fertilization) pada 1978 membuka lembaran baru dan merupakan
batu loncatan dalam dunia rawatan reproduksi. Peristiwa tersebut telah mengubah
pilihan rawatan bagi pasangan yang menghadapi masalah ketidak suburan. Setelah
itu, teknik-teknik in-vitro fertilization telah berkembang sangat pesat. Dalam
tempo singkat sekitar 20 tahun, IVF telah menjadi teknologi yang dikenal umum
dan banyak diterapkan dibanyak Negara maju.
In Vitro Fertilisasi (IVF) merupakan
suatu teknik reproduksi berbantu atau tehnik rekayasa reproduksi dengan
mempertemukan sel telur (oosit) matang dari istri dengan spermatozoa dari suami
di luar tubuh manusia agar terjadi fertilisasi.
B.
Tujuan
Adapun Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.
Memberikan gambaran secara singkat
mengenai fertilisasi manusia dan fertilisasi eksternal pada manusia
2.
Menjabarkan teknik fertilisasi eksternal
pada manusia yang dicontohkan dalam proses pembuatan bayi tabung
C.
Rumusan
Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan
dipaparkan pada makalah ini adalah :
1.
Apakah yang dimaksud dengan fertilisasi
eksternal pada manusia?
2.
Bagaimana teknik fertilisasi pada
manusia? Dan bagaimana teknik pembuatan bayi tabung?
BAB II
PEMBAHASAN
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel
tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya
melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan
siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya
gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam
bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil
(dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur.
A.
Perkembangbiakan pada Manusia
1.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Manusia di dalam Rahim
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia di dalam rahim dimulai ketika terjadi penggabungan antara
sel sperma dan sel telur. Rahim hanya dimiliki perempuan. Jadi,
pertumbuhan dan perkembangan pertama kali terjadi di dalam tubuh seorang ibu.
Bergabungnya sel sperma dan sel telur akan membentuk zigot. Proses tersebut
dinamakan dengan proses pembuahan atau fertilisasi. Setelah terjadi pembuahan,
zigot akan terus membelah dan membentuk embrio. Setelah 120 jam dari
pembelahan, embrio akan menempel di dinding rahim ibu. Perhatikanlah gambar dibawah. Proses
penempelan ini disebut implantasi. Embrio tumbuh menjadi janin dan mulai
mendapatkan makanan
dan oksigen.
Makanan dan oksigen diperoleh dari ibu.
Masa pertumbuhan dan perkembangan manusia di dalam rahim disebut juga dengan masa kehamilan. Masa kehamilan itu terjadi selama kurang lebih 38 minggu. Setelah kurang lebih 38 minggu di dalam rahim, bayi akan lahir ke dunia dan memulai pertumbuhan dan perkembangannya di luar rahim. Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia di dalam rahim dapat dijelaskan dalam gambar berikut :
`
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia di Luar Rahim
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia di luar rahim atau setelah lahir terjadi dalam beberapa tahap. Elizabeth
Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan, membaginya ke dalam empat
tahapan. Tahapannya sebagai berikut.
a.
Tahap orok, mulai lahir sampai usia dua
minggu.
b.
Tahap bayi, mulai usia dua minggu sampai
usia dua tahun.
c.
Tahap kanak-kanak, mulai usia dua tahun
sampai masa pubertas (sekitar 11 tahun).
d.
Tahap remaja atau pubertas, mulai usia
11 tahun sampai 21 tahun.
Bayi Tabung
Kurang lebih 10%-15% dari pasangan usia subur mengalami
masalah infertilitas ini, dimana penyebabnya bisa dari pihak laki-laki, wanita
atau dari kedua-duanya, ataupun dari sebab yang tidak diketahui (unexplained).
Proses bayi tabunga merupakan bayi dari hasil pembuahan di tabung. Tetapi bayi
tabung itu sebenarnya adalah proses pembuahan sel telur dan sperma diluar tubuh
wanita. Program bayi tabung dilakukan dengan 2 metode yaitu :
·
In
Vitro Fertilisasi (IVF) merupakan
suatu teknik reproduksi berbantu atau tehnik rekayasa reproduksi dengan
mempertemukan sel telur (oosit) matang dari istri dengan spermatozoa dari suami
di luar tubuh manusia agar terjadi fertilisasi.
Gambar Proses In Vitro Fertilization
·
Intra
Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) merupakan suatu teknik reproduksi berbantu atau teknik
rekayasa reproduksi dengan cara menyuntikkan satu spermatozoa langsung ke dalam
sitoplasma oosit agar dapat terjadi fertilisasi.
a.
Prosedur
program Bayi Tabung
Untuk
pasangan suami istri yang telah memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung,
diwajibkan untuk menandatangani formulir Informed Consent dan menyelesaikan
administrasi sebelum dimulainya program. Sebaiknya hal ini dilakukan satu
minggu sebelum perkiraan siklus menstruasi berikutnya, sehingga calon pasien
diharapkan benar-benar yakin untuk melakukan program bayi tabung. Pada saat ini
calon pasien diharapkan juga telah mengerti mengenai tahap-tahap apa saja yang
akan dilakukan setelah mendapatkan penjelasan dari konselor sebelumnya, termasuk
cara melakukan terapi suntik dan obat-obatan apa saja yang akan digunakan.
Selanjutnya
para calon pasien dipersilahkan untuk menghubungi konselor Teratai pada saat
hari pertama haid. Akan sangat membantu jika pasien dapat menyiapkan kalender
menstruasi selama 6 bulan terakhir.
b.
Tahapan
Program
bayi tabung sendiri akan dilakukan dalam 3 tahap sebagai berikut :
1.
Tahap
Pre-OPU
Pada tahap ini akan dilakukan Terapi
Down Regulation dan Terapi Stimulasi. Down Regulation adalah suatu fase dimana
rangsangan otak terhadap ovarium dihentikan dengan penggunaan obat tertentu.
Pada fase ini kita ingin menciptakan seperti keadaan menopause dengan tujuan
untuk mempersiapkan indung telur menerima terapi stimulasi. Pemeriksaan di
tahap pertama ini yaitu pada siklus hari ke 2-5, diawali dengan pemeriksaan
hormon LH, FSH, Prolaktin dan Estradiol. Terapi ini berlangsung lebih kurang
antara 2 minggu hingga 1 bulan. Alternatif lain yang dapat dilakukan juga untuk
istri yang siklus menstruasinya tidak teratur dilakukan Pill Cross Over ,
sehingga memudahkan pemberian terapi injeksi Buserelin Acetate.
Terapi injeksi Buserellin Acetate
dengan dosis 0.5 mg tiap kali suntik. Cara penyuntikan dilakukan secara sub
kutan, yaitu tehnik suntik dengan menggunakan syringe pendek dan disuntikkan
tegak lurus kira-kira 2 cm dibawah pusar.
Pada tahapan ini ada beberapa hal
yang mungkin dirasakan oleh pasien, seperti halnya keadaan menopause, yaitu
perasaah gerah/kepanasan, sakit kepala ataupun perubahan mood. Kadang-kadang
juga ditemukan buah dada seperti mengalami pembengkakan. Gejala-gejala ini akan
hilang dengan sendirinya pada saat pasien masuk ke tahap berikutnya. Pasien
juga ada kemungkinan untuk tidak mengalami menstruasi pada tahap ini.
Kemudian dilakukan pemeriksaan
kembali hormon-hormon tersebut diatas atau dilakukan pemeriksaan USG untuk
memastikan apakah pasien dapat masuk ke dalam fase berikutnya yaitu terapi
stimulasi.
Terapi Stimulasi dilakukan untuk
merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur sehingga jumlahnya bertambah
banyak dan meningkatkan kemungkinan memperoleh sel telur matang pada saat
operasi petik ovum dilakukan.
Terapi ini dapat dimulai jika sudah
dilakukan pemeriksaan USG oleh dokter ahli dan dari hasilnya terlihat tidak ada
folikel yang berkembang di dalam rahim pasien. Selanjutnya dokter ahli akan
menentukan berapa besar dosis yang akan diberikan untuk tiap pasien berdasarkan
kondisi dan usia yang dialami oleh pasien.
Sama halnya dengan penyuntikan pada
terapi down regulation, injeksi stimulasi ini juga dilakukan secara sub kutan
dan pada waktu yang sama setiap harinya.. Injeksi ini dilakukan minimal 8 kali
hingga 14 kali dengan menyuntikkan obat FSH Recombinant/Gonadotrophin dan
dosisnya tergantung dengan kondisi pasien. Kontrol dengan USG dilakukan setelah
suntikan stimulasi ke 6 untuk melihat pertumbuhan folikel. Kontrol berikutnya
dilakukan pada hari ke 8 untuk melihat apakah sudah terdapat folikel yang
matang Jika belum terdapat maka suntikan akan diteruskan hingga minimal ada 3
folikel matang dengan diameter rata-rata 18 mm dan siap untuk di petik melalui
operasi petik ovum.
Gambar Pemberian Hormon Penghasil Ovum
2.
Tahap
Operasi Petik Ovum (Ovum Pick Up)
Penjadwalan untuk Operasi Petik Ovum
dapat dilakukan jika sudah terdapat 3 atau lebih folikel dengan diameter 18 mm.
Kadar E2 juga terus dipantau dan harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
Sebelum dilakukan Operasi Petik Ovum
tepatnya 36 jam sebelumnya dilakukan penyuntikkan hCG dengan dosis 5000 IU atau
10,000 IU, besar dosisnya ditentukan oleh dokter ahli.
Pada saat bersamaan berlangsungnya
OPU, suami juga harus melalui proses pengeluaran sperma yang dilakukan melalui
proses masturbasi di ruangan yang telah siapkan. Pada proses ini tidak
diperbolehkan menggunakan pelicin (lubricant) contohnya sabun/baby oil dan
lainnya karena dapat menghambat proses fertilisasi/pembuahan.
Sel telur yang sudah terseleksi akan
dipertemukan dengan sel sperma yang sudah melalui proses pencucian ( washing)
sehingga hanya sel sperma yang sudah terseleksi saja yang akan kita gunakan
untuk menghasilkan embryo yang berkualitas baik. Selanjutnya kita dapat masuk
ke tahap selanjutnya yaitu proses tandur alih embryo (embryo transfer).
Gambar Operasi Petik Ovum
3.
Tahap
Post OPU
Tahap yang
terakhir dalam program bayi tabung adalah Tandur Alih Embryo (Embryo
Transfer) yang kemudian dilanjutkan dengan Terapi Obat Penunjang Kehamilan.
Tandur
Alih Embryo adalah proses memasukan 2 atau maksimum 3 embryo yang sudah
diseleksi ke dalam rahim dengan cara menyemprotkannya secara perlahan ke dalam
rahim melalui leher rahim dengan menggunakan alat bantu kateter dan USG. Jumlah
embryo yang di tandur alihkan akan ditentukan oleh dokter ahli kami. Sebagai
acuan pada pasien berusia sama atau <= 30 tahun maka biasanya jumlah embrio
yang ditandur alihkan adalah 2. Jika usia lebih dari 30 tahun maka jumlah
embrio yang dtandur alih adalah 3. Sisa embryo yang sudah terseleksi dengan
baik dapat dibekukan dan dipergunakan untuk kehamilan berikutnya berdasarkan
persetujuan pasien.
Tandur
Alih Embryo dilakukan pada hari ke 2 atau hari ke 3 setelah operasi petik ovum
dilakukan. Proses ini merupakan proses yang sederhana sehingga tidak ada
persiapan khusus yang harus dilakukan pasien seperti halnya operasi petik ovum,
karena pada tandur alih embryo ini pasien tidak perlu melalui proses anastesi.
Seperti halnya papsmear, biasanya pasien tidak mengalami nyeri yang terlalu
berlebihan. Embryo yang siap untuk ditransfer akan diperlihatkan pada layar tv
oleh sebelum dilakukan transfer.
4.
Tahap selanjutnya adalah Terapi Obat Penunjang
Setelah proses tandur alih embryo
berhasil dilakukan, pasien diberikan terapi obat penunjang. Terapi ini
bertujuan untuk mempersiapkan rahim menerima implantasi dari embryo yang sudah
ditanamkan sehingga embryo dapat berkembang dengan normal.
Pada tahap ini pasien diberikan
suntikan hCG pada hari OPU+4 dan OPU+7. Dosis yang biasanya diberikan 1500 IU
atau 5000IU, tergantung dengan kondisi pasien.
Selain pemberian HCG, pasien juga
dapat diberikan progesterone secara oral selama 15 hari atau penggunaan vagina
gel yang digunakan tiap malam sebelum tidur.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Fertilisasi eksternal adalah bertemunya
sel sperma dan sel telur yang terjadi diluar tubuh betina (induknya).
2. Salah
satu bentuk fertilisasi eksternal pada manusia yang telah banyak diterapkan
adalah pembuatan bayi tabung. Terdapat 2 metode bayi tabung yaitu In Vitro Fertilisasi (IVF) dan
Intra
Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI)
3. Tahapan-tahapan
pembuatan bayi tabung adalah Tahap Pre-OPU, Tahap Operasi Petik Ovum (Ovum Pick Up), Tahap post OPU,
Terapi obat penunjang.
B.
Saran
Diharapkan
partisipasi serta peran aktif dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2010, "Langkah-langkah Proses Bayi Tabung" (online) http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/hypopit.html. Diakses pada 28 Maret 2011.
Anonym, 2010, "Perkembangan Mahluk Hidup", Crayonpedia (online) http://www.sci.uidaho.edu/med532/hypothal.htm. Diakses pada 28 Maret 2011.
Anonym, 2011, "Pembuahan", (online) http://www.wikipedia.com. Diakses pada 28 Maret 2011.
Nirwana, 2010, “Tahapan
Bayi Tabung” Nirwanaworld (online) http://rnrian89.blogspot.com. Diakses pada tanggal 28 Maret 2011.
Reno, 2010, “In
Vitro Fertilization” (online) http://bayitabung.blogspot.com. Diakses pada tanggal 28
Maret 2011.