MAKALAH DIARE
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih
dalam 1 hari). Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih
berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan
dan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih
sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian. Di
Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program, diperoleh angka
kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk, angka
ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun
1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan laporan
kabupaten/ kota pada tahun 2008 diperoleh angka kesakitan diare sebesar
27,97 per 1000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2009
sebesar 27,25%. Jauh menurun jika dibandingkan 12 tahun sebelumnya.
Klik judul untuk membaca selanjutnya
Kabupaten/kota dengan angka kesakitan diare tertinggi (36,87-55,13
per 1000 penduduk) yaitu Kab. Takalar, Enrekang, Tanatoraja, Palopo,
Luwu Utara, dan Luwu Timur (merah). Sedangkan terendah (1,16-19,40 per
1000 penduduk) yaitu Kab. Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Sinjai, Maros,
Bone, Sidrap, dan Parepare (hijau).
Pada tahun 2002 jumlah penderita pada KLB diare tersebar pada 2
kabupaten/kota dengan 4 kecamatan dan 4 desa dengan jumlah penderita
sebanyak 54 penderita tanpa kematian. Sedangkan tahun 2003, jumlah
penderita pada KLB diare tersebar pada 13 kabupaten/kota dengan 21
kecamatan dan 27 desa dengan jumlah penderita sebanyak 1.156 penderita
dengan 45 kematian. Dan untuk jumlah kejadian, penderita dan kematian
akibat diare cenderung menurun pada tahun 2004. Adapun jumlah kejadian
luar biasa diare periode Januari–Desember 2004 sebanyak 21 kejadian,
dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang dan jumlah kematian
sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%), tersebar pada 10 kabupaten, 15
kecamatan dan 24 desa. Untuk tahun 2005, jumlah kejadian luar biasa
diare periode Januari – Desember sebanyak 8 kejadian, 8 kab./kota dengan
jumlah penderita sebanyak 443 orang, dengan kematian sebanyak 9 orang
(CFR=2,03%). Sementara di tahun 2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak
14 kejadian, dengan jumlah penderita 465 orang dan CFR sebesar 2,15%.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan
terjadinya penyakit diare adalah belum meningkatnya kualitas kebiasaan
hidup bersih dan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene
perorangan, dan penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat
kesehatan belum membudaya pada masyarakat di pedesaan. Sementara itu,
jumlah kasus/penderita diare yang dapat dihimpun melalui laporan dari 23
kabupaten/kota selama tahun 2003 adalah sebesar 172.742 penderita
(IR=2,070/00), meninggal 73 orang (CFR=0,04%). Kabupaten/Kota yang
terlihat menunjukkan cakupan penemuan penderita tertinggi dalam tahun
2003 ini adalah Kota Palopo 146,74%, Kota Makassar 115,04%, Kab. Soppeng
112,63% dan Kab. Enrekang 111,67%. Untuk tahun 2004, kasus diare yang
dilaporkan sebanyak 177.409 kasus (cakupan 68,70%) dengan kematian
sebanyak 66 orang (CFR=0,04%). Jumlah kasus tertinggi pada kelompok umur
> 5 tahun (91.379 kasus) kematian 29 orang dan kelompok umur 1 – 4
tahun (57.087 kasus) kematian 17 orang sedang jumlah kasus terendah pada
kelompok umur < 1 tahun (28.946 kasus) kematian 20 orang. Kab./kota
yang terlihat menunjukkan cakupan penemuan penderita tertinggi pada
tahun 2004 masih tetap Kota Palopo (152,42%) dan Kota Makassar
(128,62%). Sedangkan untuk kasus diare selama tahun 2005 tercatat
sebanyak 188.168 kasus (72,87%) dengan kematian sebanyak 57 orang
(CFR=0,03%). Jumlah kasus tertinggi pada kelompok umur > 5 tahun
(100.347 kasus) dengan kematian 19 orang dan kelompok umur 1-4 tahun
(60.794 kasus) kematian 13 orang sedang jumlah kasus terendah pada
kelompok umur < 1 tahun (27.029 kasus) dengan kematian 25 orang.
Situasi pemberantasan penyakit diare pada tahun 2006 tercatat sebanyak
173.359 kasus dengan cakupan tertinggi di Kab. Enrekang (179,46%), Kota
Palopo (154,50%), Kota Makassar (142,86%) dan Kab. Soppeng (109,10%).
Bila dikelompokkan ke dalam kelompok umur maka jumlah kasus yang
tertinggi berada pada kelompok umur > 5 tahun (92.241 orang) dengan
kematian terbanyak pada kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 17 orang, pada
tahun 2007 penyakit diare tercatat mengalami penurunan yaitu sebanyak
209.435 kasus dengan jumlah kasus tertinggi di Kab. Gowa (12.089
kasus). Bila di kelompokkan ke dalam kelompok umur maka jumlah kasus
yang tertinggi berada pada kelompok umur < 5 tahun sebanyak 93.560
kasus. Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/ kota pada tahun 2008,
kasus diare kembali mengalami penurunan yaitu 209.153 kasus, tertinggi
masih di Kota Makassar (45.929 kasus) dan terendah di Kab.Enrekang (400
kasus).Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 226,961 kasus, tertinngi di
Kota Makassar (45.014 kasus) dan terendah di Kab. Selayar.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan data hasil penulisan yang diungkapkan diatas yang
mengambarkan sebagian besar dibeberapa daerah angka penyakit diare
meningkat setiap tahun nya,maka penulis ingin mengobservasi lebih lanjut
tantang faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit diare terhadap
masyarakat desa x diwilayah kerja puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan
Kabupaten Nagan Raya.
I.3 Tujuan Penulisan
I.3.I. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit Diare
terhadap Masyarakat Desa x diwilayah kerja Puskesmas Jeuram Kecamatan
Seunagan Kabupaten Nagan Raya.
I.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini antara lain:
1 Untuk mengetahui factor kebiasaan prilaku yang
mempengaruhi penyakit diare terhadap masyarakat desa di wilayah kerja
Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2010.
2 Untuk mengetahui factor sanitasi lingkungan yang
mempengaruhi penyakit diare terhadap masyarakat desa x diwilayah kerja
Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2010.
3 Untuk mengetahui factor status social ekonomi
yang mempengaruhi penyakit diare terhadap masyarakat desa x diwilayah
kerja Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabuptaten Nagan Raya tahun
2010.
4 Untuk mengetahui factor status gizi yang
mempengaruhi penyakit diare terhadap masyarakat desa x diwilayah kerja
Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupataen Nagan Raya tahun 2010.
I.4 Manfaat Penulisan
- Bagi pemerintah , pengambil kebijakan dan dinas kesehatan nagan raya yaitu dapat menjadi bahan masukan materi dalam membuat kebijakan atau dalam hal menentukan kebijakan yang berhubungan dengan penaggulangan penyakit diare.
- Bagi Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengoptimalisasikan penanggulangan penyakit diare .
- Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar (FKM – UTU),dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan bacaan serta menambah koleksi bahan perpustakaan yang telah ada.
- Bagi penulis, memberi pengalaman dan kesempatan untuk melaksanakan penulisan dengan metode yang benar, penulis mampu berfikir lebih baik dalam memahami masalah serta melakukan analisis secara ilmiah dan sistematis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.I Pengertian Diare
Diare adalah Buang Air Besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak
dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam. Definisi lain
memakai criteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali/hari. Buang air besar encer tersebut dapat disertai lender dan
darah.
Menurut WHO (1990) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
darui tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang yang awalnya
mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam atau hari.
Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga
menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat
berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khus
usnya pada anak dan orang tua.
Tanda-tanda orang dehidrasi antara lain:
- Penderita sangat kehausan
- Mulut dan lidah kering,mata cekung
- Waktu kulit dipijit, lipatan kulit perlahan – lahan akan kembali seperti semula.
- Denyut nadi sangat cepat pada seorang anak yang kurang dari 18 bulan , terlihat adanya noktah lembut pada puncak kepala yang cekung ke bawah(yakni bagian ubun-ubun )
2.2 Jenis Jenis Diare
1.Diare Akut
Adalah diare yang disebabkan oleh virus rota virus yang ditandai
buang air besar lembek/cair bahkan berupa air saja frekuensi 3x atau
lebih dalam sehari berlangsung dari 14 hari.
Patogenesis diare akut yaitu masuk nya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah melewati rintangan asam lambung.jasad renik itu berkembang biak didalam usus halus
.kemudian jasad renik mengeluarkan toksik. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
2.Diare Bermasalah
Adalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus , bakteri, parasit,
intoleransi laktosa, alergi protein, susu sapi,penularan secara
fecal-oral kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat
rumah tangga. Diare ini diawali dengan cair kemudian pada hari
berikutnya muncul darah eengan maupun tampa lendi,sakit perut yang di
ikuti muncul tenasmus panas disertai hilang nafsu makan dan badan terasa
lemah.
3.Diare Persisten
Adalah diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare tersebut adalah kerusakan mukosa usus.diare
persisten ini merupakan istilah yang dipakai di lur negri yang
menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari dan berlangsung terus
menerus.
Penyebab diare ini sama dengan diare akut. Sebagai akibat diare akut
maupun diare bermasalah akan terjadi kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam
basa(asidosis,metabolic,hipokalemi,dan sebagainya),gangguan gizi akibat
kelaparan
(masukan makanan kurang,pengeluaranbertambah),hipoglikemia,gangguan sirkulasi darah.
2.3 Etiologi diare
1.infeksi bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi dan menyebabkan diare seperti campylobacter,
salmonella shigella dan Escherichia coli.
2. Infeksi Virus
Virus yang menyebabkan diare yaitu rota virus,Norwalk,cytomegalovirus, virus herpes simplex dan virus hepatitis.
3. Intoleransi Makanan
factor makanan misalnya makanan basi, beracun,atau alergi terhadap
makanan.penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung,seperti:
- makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,baik yang sudah dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.
- Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
- Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
4. Parasit
Masuk dalam tubuh melalui makanan minuman yang kotor dan menetap
dalam system pencernaan seperti giardia lamblia, entamoeba histolytica
dan cryptosporidium.
5. Reaksi Obat
Seperti antibiotic, obat-obatan, tekanan darah dan antasida mengandung magnesium.
6. Penyakit Inflamasi
Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominalis gangguan fungsi
usus seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja
secara normal.
2.4 Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:`
a) Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b) Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinnding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus
c) Gangguan Motalitas Usus
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurang nya kesempatan usus
untuk menyerap makanan \,sehingga timbul diare,sebaliknya jika
peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
2.5 Gejala Klinik Diare
Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng ,gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.tinja
makin cair,mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja berubah
menjadi kehijau hijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya
defekasi, anus dan sekitar nya lecet karena tinja makin lama menjadi
asam akibat banyaknya asam laktat,yang terjadi dari pemecahan laktosa
yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila
penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadialh gejala dehidras.berat badan turun,pada bayi ubun-ubun cekung, tonus dan turgor kulit berkurang selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.
2.6 Faktor Terjadinya Diare
Setelah melakukan observasi didesa x,adapun factor-faktor yang mempengaruhi penyakit diare antara lain:
- kebiasaan prilaku
- sanitasi lingkungan
- status social ekonomi
- status gizi
2.7 Cara Terjadinya Diare
- Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyebab diare
- Tinja tersebut dikeluarkan oleh orang sakit atau pembawa kuman yang buang air besar disembarang tempat.
- Tinja tadi mencemari lingkungan misalnya tanah,sungai, air sumur.
- Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian menderita diare.
2.8 Penularan
- Kontak langsung dengan penderita
- Makanan yang tercemar
- Air minum yang tercemar
2.9 Pencegahan Diare
- Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting :1)sebelum makan, 2)setelah buang air besar, 3)sebelum memegang makanan, 4)setelah menceboki anak dan 5)sebelum menyiapkan makanan.
- Meminum air minum sehat,atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi.
- Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas dan lain-lain)
- Membuang air besar dan air kecil pada tempat nya, sebaik nya menggunakan jamban dengan tangki septic.
- Bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare dari pada bayi yang disusui ibunya, tetaplah anak disusui walaupun anak menderita diare.
- Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.
- Imunisasi campak.
2.10 Penatalaksanaan Diare
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam
mengatasi seseorang diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air
putih atau oral rehidration solution (ORS) Seperti oralit harus cepat
dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul
dan kita dapat melakukan nya sendiri dirumah . kesalahan yang sering
terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi
nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan
elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti
cairan tubuh , atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul
karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan
penderita, dengan berbagai alas an, mulai dari biaya, kesulitan dalam
menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit dan
lain-lain.pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk
mengatasi masalah diare semakin lama ,dan semakin cepat penurunan
kondisi pasien kearah yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain
ORS . apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi
virus penyebab diare dapat di atasi sendiri ole tubuh (self-limited
disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti salmonella
sp,giardia lamblia., entamoeba coli perlu mendapat terapi antibiotic
yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.oleh
karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
antibiotic, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorium perlu
dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan
parah pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.
Metode pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) :
Cucilah tangan dengan menggunakan air dan sabun,masukan kedalam botol yang bersih:
- Seujung sendok garam dapur
- Empat sendok the gula
- Setengah liter air mendidih yang sudah didinginkan dan bersih.
Kocoklah botol dengan baik untuk melarutkan garam dan gula.
Metode pembuatan larutan rehidrasi
- Cucilah tangan dengan baik
- ambilah satu liter air minum bersih dan masukkan kedalam botol. Yang baik adalah mendidihkan air kemudian mendinginkanya,tetapi bila ini tidak memungkinkannya,gunakan air paling bersih yang tersedia. Gunakan botol apapun yang dapat diperoleh asalkan bersih.
- Tuangkan serbuk oralit dan campur kan dengan air lalu larutkan secara baik hingga serbuk itu bercampur.
- Minumkan larutan rehidrasi ini pada penderita secara teru menerus sesering mungkin (setidaknya 1 liter selama 24 jam hingga diare berhenti).larutan rehidrasi segar setiap hari harus dicampur dalam sebuah botol.larutan yang bersal (sisa) dari hari kemarin harus dibuang.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Sifat Penulisan
Penulisan ini adalah penulisan analitik dengan desain cross-sectional
dimana variable independent Dan dependen diamati secara bersamaan
ketika observasi dilakukan .
3.2 Metode Perumusan Masalah
Metode perumusan masalah menggunakan 2 (dua) variable yaitu variable
independent yang terdiri dari kebiasaan prilaku, sanitasi lingkungan,
status social ekonomi, status gizi dengan variable dependen yaitu
penyakit diare.
3.3 Kerangka Berfikir Konseptual
Variable independent Variabel Dependent
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
untuk data primer yang meliputi factor kebiasaan prilaku, sanitasi
lingkungan, status social ekonomi, status gizi yang mempengaruhi
penyakit diare,pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan
observasi.
3.5 Metode Analisa dan Pemecahan Masalah
Metode ini bersifat deskriptif
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut hasil observasi kami terhadap masyarakat
desa x diWilayah Kerja Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten
Nagan Raya factor yang mempengaruhi penyakit diare antara lain kebiasaan
prilaku , sanitasi lingkungan, status social ekonomi dan status gizi.
Dari hasil observasi diperoleh hubungan antara factor kebiasaan
prilaku, sanitasi lingkungan, status social ekonomi, dan status gizi
terhadap penyakit diare pada masyarakat desa x diWilayah Kerja Puskesmas
Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.
4.1 Hubungan antara factor kebiasaan prilaku dengan penyakit diare
Dari hasil observasi pada masyarakat desa x diWilayah Kerja Puskesmas
Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2010 dapat
diketahui bahwa adanya hubungan antara factor kebiasaan prilaku dengan
penyakit diare.
Hal ini dapat kita lihat dari sebagian besar masyarakat desa x masih
mempergunakan sungai sebagai MCK, setelah kami mewawancarai ibu-ibu pada
saat sedang mencuci pakaian di sungai ini mereka mengatakan bahwa
selain sungai ini di gunakan sebagai tempat mencuci pakaian,anak-anak
mereka juga sering mandi disungai,bahkan sebagian masyarakat yang belum
ada jamban septic dirumahnya mereka menggunakan sungai inisebagai tempat
buang air besar.
Selain itu masih ada sebagian dari mayarakat desa x ini yang
mengkonsumsi air mentah tampa diolah terlebih dahulu,mereka mengatakan
membeli air di depot mengeluarkan biaya sedangkan air sumur mereka
jernih,padahal kita tahu bahwa air jernih belum tentu sehat.
Kebiasaan prilaku yang tidak baik tersebut juga dipengaruhi oleh
pengetahuan mereka yang masih kurang tentang kesehatan,seperti contoh
lain nya mencuci tangan dalam lima waktu penting yaitu 1)sebelum makan,
2)setelah BAB, 3)sebelum memegang bayi, 4)setelah menceboki anak,
5)sebelum menyiapkan makanan.
4.2 Hubungan antara faktor sanitasi linkungan dengan penyakit diare
Dari hasil observasi pada masyarakat desa x diwilayah Kerja Puskesmas
Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2010 dapat
diketahui bahwa adanya hubungan antara sanitasi lingkungan dengan
penyakit diare.
Didaerah yang kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan
sanitasi yang jelek penyakit mudah menular,didesa x ini masih banyak
sampah-sampah yang terletak dibelakang rumah mereka.pada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu Penyebab diare merupakan penyakit endemic
Infeksi berlangsung sepanjang tahun,terutama pada bayi dan anak-anak yang berumur antara 6 bulan-3 tahun.
4.3 Hubungan antara factor status social ekonomi dengan penyakit diare.
Dari hasil observasi pada masyarakat desa x diWilayah Kerja Puskesmas
Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2010dapat
diketahui bahwa adanya hubungan antara status social ekonomi dengan
penyakit diare.
Status social ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi
anggota keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi sebagian
keluarga masyarakat desa x untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga khusus
nya pada anak balita sehingga mereka cenderung memiliki status gizi
kurang bahkan status gizi buruk yang memudahkan balita terkena diare.
4.4 Hubungan Antara Factor Status Gizi Dengan Penyakit Diare
Dari hasil observasi pada masyarakat desa x di Wilayah Kerja
Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2010
dapat diketahui bahwa adanya hubungan antara status gizi dengan penyakit
diare.
Status gizi mempengaruhi sekali pada penyakit diare, di desa x ini
banyak anak yang kurang gizi, karena pemberian makanan yang kurang
episode diare akut lebih berat, barakhir lebih lama dan lebih sering.
Kemungkinan terjadi nya diare persisten juga lebih sering dan disentry
lebih berat, resiko meninggal akibat diare persisten / disentry sangat
meningkat bila anak sudah kurang gizi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Menurut data Badan kesehatan Dunia (WHO) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari dan diare adalah penyebab nomor satu kematian diseluruh dunia.sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak )memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare.
- Menurut data diPuskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya dari bulan januari-desember 2010 diare adalah penyakit tertinggi.
- Hasil observasi pada masyarakat didesa x diwilayah Kerja Puskesmas Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kebiasaan prilaku, sanitasi lingkungan, status social ekonomi, status gizi dengan penyakit diare.
5.2 Saran-saran
- Untuk menanggulangi penyakit diare terhadap masyarakat desa x dan seluruh masyarakat desa di wilayah Kerja puskesmas jeuram kepada kepala puskesmas di harapkan dapat membina dan mempererat kerja sama dengan dinas kesehatan setempat dan masyarakat desa x khusus nya serta seluruh masyarakat diwilayah kerja puskesmas jeuram.
- Diharapkan kepada seluruh masyarakat desa x agar lebih memperhatikan kesehatan nya serta didukung oleh pelayanan dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan di puskesmas jeuram sehingga mampu merubah kebiasaan prilaku yang tidak baik, dan lebih memperhatikan sanitasi lingkungan mereka.