CONTOH MAKALAH KEWARGANEGARAAN
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama
Saya ucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pembuatan makalah ini dapat diselesaikan.
Saya membuat makalah
ini dengan judul “Pembinaan
Kebangsaan”, Makalah ini
dibuat sebagai salah satu softskill pendidikan kewarganegaraan semester ATA
2012/2013 .
Dalam membuat makalah
ini Saya mendapat beberapa hambatan dan kesulitan. Namun atas bantuan,dan
bimbingan dari semua pihak akhirnya Saya dapat menyelesaikannya. Sebelumnya Saya
selaku penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu Saya dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada para
narasumber yang sudah memberikan keterangan dan data pendukung laporan ini.
Saya sebagai
penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah dan menyadari pula bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
(konstruktif) sangat Saya harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang Saya buat dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata Saya
sebagai Penyusun mengucapkan banyak terimakasih.
Bogor,
25 Mei 2013
Agung
Saputra
Daftar Isi
Kata
Pengantar ................................................................
Daftar
Isi ..........................................................................
Pendahuluan
1. Latar Belakang...................................................
2. Maksud dan tujuan ..............................................
3. Ruang lingkup .......................................................
Pembahasan Pembinaan Kebangsaan
A.
Hakikat Bangsa.................................................
B. Teori Kebangsaan................................................
C.
Upaya pembinaan kebangsaan.............................
Tulisan bebas jawaban pertanyaan............................................
Penutup
Kesimpulan.................................................................
Saran........................................................................
Daftar Pustaka
Pendahuluan
1.
Latar belakang
Sesuai cita-cita Patih Gajah Mada dalam sumpahnya ( dikenal dengan
Sumpah Palapa ) yang berbunyi “ Saya tidak akan pernah makan buah Palapa
sebelum saya dapat menyatukan Nusantara dalam Kerajaan Majapahit “. Dari
semboyan tersebut di atas, memiliki makna dan tekad dari seorang Patih Gajah
Mada, yang akan berbuat dengan sekuat tenaga mempersatukan wilayah Nusantara.
Dari Sumpah Palapa tersebut maka ada satu kesamaan yang dapat menjadi pelajaran
bagi bangsa Indonesia yaitu wujud Nusantara yang terdiri dari 17.508 buah pulau
yang tersebar dan terpisah namun dapat dipersatukan oleh lautan, sehingga
menjadi cikal bakal Negara Kepulauan Indonesia yang terletak pada posisi
geografis antar dua benua dan dua samudera, sesuai dengan kondisi geografis
tersebut maka Kepulauan Indonesia disebut juga dengan istilah Kenusaan dan juga
disebut dengan nama Nusantara. Hal tersebut kemudian dikenal dengan istilah
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Kebangsaan Indonesia, dan sebutan tersebut
tidak cukup hanya dipahami saja tetapi harus dihayati baik sebagai konsep
kewilayahan maupun konsep ketatanegaraan.
Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh
seluruh Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan
sebutan Sumpah Pemuda yang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka dalam
wadah sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seharusnya untuk menghadapi
keadaan Negara yang serba sulit sekarang ini kita bangsa Indonesia bangkit
bersatu mengatasi masalah bangsa secara bersama-sama.
Dihadapkan kepada kondisi bangsa Indonesia saat ini maka sudah
mulai terjadi pengingkaran terhadap cita-cita Patih Gajah Mada sebagai nenek
moyang bangsa Indonesia yang telah mempersatukan Nusantara melalui sumpahnya.
Bukti nyata yang sudah terjadi adalah lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan ke
tangan Malaysia, sedangkan bukti sejarah jelas-jelas menyatakan bahwa pulau
Sipadan dan pulau Ligitan adalah bagian dari wilayah Nusantara dan merupakan
bagian dari wilayah Kerajaan Bulungan di Kalimantan Timur. Masih ada
kemungkinan ancaman lain dari luar yang dapat merugikan Indonesia dalam
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, kondisi faktual diantaranya klaim
Malaysia terhadap blok Ambalat di kalimantan Timur, klaim batas wilayah laut
oleh Singapura dan batas-batas Negara Indonesia di daratan pulau Kalimantan,
pulau Irian jaya dan pulau Timor.
Sedangkan di dalam negeri sendiri masih ada isu disintegrasi
bangsa yang dilakukan oleh kelompok tertentu seperti diwilayah propinsi Irian
jaya (Papua) yang mengarah kepada konflik vertikal dan kerusuhan sosial yang
terjadi di beberapa daerah yang mengarah kepada konflik horizontal apabila
dibiarkan terus berkembang maka dapat mengancam kemungkinan terjadinya
disintegrasi bangsa. Sehingga perlu adanya pemahaman terhadap wawasan Nusantara
sebagai wawasan kebangsaan Indonesia dan menjadi nilai dasar Ketahanan Nasional
Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh pakar ketahanan nasional Sayidiman
Suryohadiprojo, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap
eksistensi dirinya ditengah-tengah masyarakat Internasional. Secara prinsip,
Indonesia adalah Negara kesatuan yang berlandaskan Pancasila. Sedangkan
keanekaragaman ras, suku, agama dan bahasa daerah merupakan khasanah budaya
yang dapat menjadi unsur pemersatu bangsa. Dengan demikian apa yang sudah
dirintis oleh nenek moyang bangsa Indonesia dari masa kejayaan Kerajaan
Majapahit perlu dipertahankan dan dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia
dalam kerangka NKRI dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.
2. Maksud
dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan saya dalam pembuatan
makalah ini, adalah agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud kebangsaan itu
serta upaya pemerintah dalam pembinaan kebangsaan indonesia.
3. Ruang
lingkup masalah
Adapun
ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada makalah kali ini adalah sebagai
berikut.
a. Hakikat
Bangsa
b. Upaya
mewujudkan paham kebangsaan
Pembinaan
Kebangsaan Indonesia
- Hakikat
bangsa
Bangsa pada hakikat nya adalah
merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut dalam merealisasikan
harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia memebentuk suatu bangsa karena untuk
memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh karena itu
deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu sebagaimana
bangsa liberal.
- Teori
kebangsaan
1.
Teori Hans Kohn
Hans Kohn mengemukakan bahwa bangsa
yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara
dan kewarganegaraan.
2.
Teori kebangsaan Ernest Rehan
Hakikat bangsa atau ‘Nation’
ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari academmie Francaise, prancis pada
tahun 1982. Menurut renan pokok pokok pikiran tentang bangsa adalah sebagai
berikut :
a.
Bahwa bangsa Indonesia adalah satu jiwa,
suatu azas kerokhanian
b. Bahwa
bangsa adalah suatu solidaritas yang besar
c. Bahwa
bangsa adalah suatu hasil sejarah. Oleh karena sejarah berkembang terus maka
kemudian menurut Rena bahwa bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi.
d.
Wilayah dan ras bukan lah suatu penyebab
timbulnya bangsa. Wilayah memberikan ruang dimana bangsa hidup, sedangkan
manusia membentuk jiwa nya. Dalam aitan inilah maka Renan kemudian tiba pada
suatu kesimpulan bahwa bangsa adalah suatu jiwa suatu asas kerokhanian.
Lebih lanjut Ernest Renan menegaskan bahwa factor – factor yang membentuk jiwa adalah sebagai berikut :
- Kejayaan
dan kemuliaan dimasa lampau
- Suatu
keinginan hidup bersama baik dimasa sekarang dan di masa yang akan datang
Penderitaan – penderitaan bersama
sehingga kesemuanya itu merupakan :
‘Le capital social “ (suatu modal
social ) bagi pembentukan dan pembinaan paham kebangsan. Kan tetapi yang
terlebih penting lagi adalah bukan apa berakar dimasa silam melainkan apa yang
harus dikembangkan dimasa yang akan dating. Hal ini memerlukan suatu Persetujuan
bersama pada waktu sekarang, yaitu suatu musyawarah untuk mencapai suatu
kesepakatan bersama disaat sekarang yang mengandung hasrat keinginan untuk
hidup bersama, dengan kesediaan untuk :
Berani memberikan suatu pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu bangsa ingin hidup terus kesediaan nya untuk berkorban ini harus terus dikembangkan. Dalam pengertian inilah maka Renan sebagai Pemungutan suara setiap hari, yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya suatu bangsa serta pembinaan bangsa ( Ismanun, 1981 : 38,39)
Berani memberikan suatu pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu bangsa ingin hidup terus kesediaan nya untuk berkorban ini harus terus dikembangkan. Dalam pengertian inilah maka Renan sebagai Pemungutan suara setiap hari, yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya suatu bangsa serta pembinaan bangsa ( Ismanun, 1981 : 38,39)
- Teori
Geopolitik oleh frederich Ratzel
Suatu teori kebangsaan yang baru
mengungkap kan hubungan antara wilayah geografi dengan bangsa yang dikembangkan
oleh Frederich Ratzel dalam bukunya yang berjudul “political Geographi ( 1987).
Teori tersebut menyatakan gahwa Negara adalah merupakan suatu orgaisme yang
hidup. Agar supaya suatu bangsa itu hidup subur dan kuat maka memerlukan suatu
ruangan untuk hidup, dalam bahasa jerman disebut ‘Lebenstraum’. Paham
Negara Kebangsaan.
Bangsa Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai Negara .
Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa dalam panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.
Bangsa Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai Negara .
Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa dalam panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.
Pertama : zaman sriwijaya
Kedua : zaman
majapahit
Ketiga : pada giliran masyarakata Indonesia
membentuk suatu Nationale staat, atau suatu etat nationale, yaitu suatu Negara
kebangsaan Indonesian modern menurut susunan kekeluargaan berdasar atas
kebangsaan atas ketuhanana yang maha Esa serta kemanusiaan Negara
kebangsaaan pancasila
Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, berbagai macam adat – istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu – ribu pulau.
Adapun unsure yang membentuk nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :
Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, berbagai macam adat – istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu – ribu pulau.
Adapun unsure yang membentuk nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :
- Kesatuan
sejarah
- Kesatuan
nasib
- Kesatuan
kebudayaan
- Kesatuan
wilayah
- Keatuan
asas kerokhanian
Memahami dan mengerti sejarah
sangat penting bagi suatu bangsa, agar bangsa tersebut dapat mengambil hikmah (
pelajaran ) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan peristiwa
politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi
sejarah pada mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar pada
masa kini dan esok. Dengan demikian semangat kebangsaaan cinta tanah air dan
peradapan yang telah dipupuk melalui proses waktu yang lama akan tetap
terpelihara dan semakin maju dari sat gegeragi ke generasi berikutnya .
Suatu peradapan( kebudayaan ) tidak
lahir dengan sendirinya secara tiba – tiba, tetapi memerlukan waktu dan prses
tranformasi (pewarisan ) yang inovatif serta proses pengembangan kearah yang
semakin maju. Proses tersebut adalah dijalani melalui pendidikan sejarah
bangsa.
Membelajarkan sejarah kepada siswa
pada hakikat nya adalah membantu siswa meningkatkan keterampilan berfikir
melalui kajian peristiwa masa lampau. Guru hendak nya dapat membantu peserta
didik untuk berfikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa, dan kapan , melainkan
perlu mempertanyakan mengapa dan bagaimana. Ketika mereka menghadapi sejarah,
siswa hendaknya dibelajarkan bagaimana cara mendekati sejarah, seperti
seseorang mendekati suatu misteri.
Savage dan Arm strong ( 1996) menyatakan bahwa sejarah yang baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak menjadi peka ( sensitive) bahwa orang tidak akan mengalamai peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.
Savage dan Arm strong ( 1996) menyatakan bahwa sejarah yang baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak menjadi peka ( sensitive) bahwa orang tidak akan mengalamai peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.
- Upaya yang
dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan
Indonesia terhadap seluruh komponen bangsa.
Ditinjau dari format pendidikan. Dapat
dilakukan melalui jalur formal dan informal sebagai berikut :
Ø Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi,
untukmenjaga eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan rasa cinta tanah air harus
dikenalkan secara dini kepada anak-anak Indonesia melalui pendidikan sekolah /
Perguruan Tinggi sesuai dengan strata pendidikannya secara merata dan diwadahi
melalui kurikulum pendidikan nasional sebagai berikut :
a)
Untuk tingkat pendidikan
Taman Kanak-Kanak (TK), mengenalkan tentang lagu kebangsaan dan lagu-lagu
nasional serta daerah, bahasa Indonesia dan Bendera merah Putih sebagai bendera
negara
b)
Untuk tingkat pendidikan
Sekolah Dasar (SD), mempelajari tentang sejarah Indonesia, mengenal Pancasila
sebagai Dasar Negara dan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum bangsa Indonsia;
c)
Untuk tingkat Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP setingkat) melanjutkan pendidikan dasar yang
sudah diterima di tingkat SD dan upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan
keutuhan NKRI dari segala macam bentuk rongrongan pemberontakan dan
pengkhianatan yang dilakukan oleh sebagian pengkhianat bangsa maupun
kemungkinan adanya ancaman yang datang dari luar;
d) Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA setingkat)
melanjutkan pendidikan menengah pertama yang sudah di terima di tingkat SMP
secara aplikatif agar lebih menghayati arti penting bela negara dan rasa cinta
tanah air dalam rangka mempertahankan keutuhan dan rasa persatuan kesatuan
bangsa Indonesia melalui cara pandang yang sama dalam wadah NKRI. Sehingga
sebagai anak bangsa akan tertanam jiwa bela negara dalam kerangka pertahanan
negara
e)
Untuk tingkat Perguruan
Tinggi, membangun kesadaran dan kemampuan bela negara serta penanaman rasa bela
negara rasa cinta tanah air diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat
lebih aplikatif yang diwadahi melalui organisasi kemahasiswaan seperti Resimen
Mahasiswa (Menwa), organisasi kemahasiswaan lainnya untuk memupuk dan melatih
kewiraan serta kepemimpinan sebagai kader generasi penerus bangsa;
f)
Mengaktifkan kegiatan
kepramukaan sebagai sarana yang paling efektif pada waktu yang lalu untuk
menanamkan semangat bela negara dan rasa cinta tanah air di kalangan generasi
muda bangsa disetiap strata pendidikan yang berbeda.
Ø Kedua, Secara informal dalam lingkungan pemukiman maupunlingkungan
pekerjaan, disamping pendidikan formal yang diterima oleh generasi penerus
bangsa disekolah maupun perguruan tinggi, maka pendidikan bela negara juga
dilaksanakan dilingkungan pemukiman dan lingkungan pekerjaan, dilaksanakan
dengan cara :
a)
Mensosialisasikan
Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara dilingkungan
pemukiman maupun pekerjaan bahwa tugas-tugas pertahanan negara bukanlah tugas
TNI semata tetapi menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa sesuai dengan
bidangnya masing-masing, sehingga masyarakat sebagai warga negara akan memahami
dimana posisinya dalam keikutsertaannya untuk melaksanakan pertahanan negara
sebagai komponen cadangan atau komponen pendukung;
b)
Untuk menanam dan
menumbuh-kembangkan rasa bela negara dan rasa cinta tanah air dilaksanakan
melalui kegiatan secara aplikatif dalam keseharian di lingkungan pemukiman
diantaranya melaksanakan kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling),
kerja bhakti dan gotong royong, pelatihan perlawanan rakyat (Wanra) dan
keamanan rakyat (Kamra), pengibaran bendera Merah putih pada hari-hari nasional
dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia;
c)
Melaksanakan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara yang difasilitasi oleh pemerintah dengan
mengikutsertakan kader-kader dari daerah (mulai tingkat desa sampai tingkat
propinsi); d) Untuk lingkungan pekerjaan melaksanakan upacara pengibaran
bendera Merah Putih pada setiap hari Senin dan hari-hari Nasional maupun hari
Kemerdekaan Indonesia serta ikut serta dalam wadah pertahanan sipil (Hansip);
d) Peningkatan komunikasi yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang
terkait dengan propaganda melalui media masa, koran, televisi dan radio untuk
membangun kesadaran dan kemampuan bela negara diseluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Media yang digunakan tidak terbatas milik pemerintah saja tetapi
melibatkan seluruh media swasta yang beredar di seluruh Indonesia, terutama
yang mengarah kepada program cinta Indonesia.
Ditinjau dari pembinaan aspek astagatra.
Astagatra yang terdiri dari tri gatra (geografi, demografi dan sumber kekayaan
alam) dan panca gatra (idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan) adalah merupakan ciri wawasan nusantara dan ketahanan nasional bangsa
Indonesia sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap
wawasan kebangsaan Indonesia dalam tinjauan aspek astagatra dilakukan melalui
cara sebagai berikut;
Ø Pembinaan dari tinjauan aspek geografi. Seluruh komponen bangsa
ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan membangun kondisi geografis NKRI dalam
ikatan ke-Bhineka Tunggal Ika-an guna menjaga integritas NKRI. Untuk mencapai
kondisi tersebut dilakukan melalui upaya :
a)
Bimbingan, pengarahan dan
penyuluhan tentang pentingnya letak geografi Indonesia guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan kepentingan pertahanan negara;
b)
Pelatihan, melalui proyek
percontohan tentang pemanfaatan lahan pertanian dan budi daya laut serta
manajemen pemasaran dari hasil pertanian dan hasil laut agar memiliki nilai
jual yang bersaing untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat;
c)
Pengawasan, dan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil dimaksud agar mencapai hasil
serta keuntungan yang diinginkan melalui penerapan sistem koperasi rakyat agar
terhindar dari sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab melalui upaya
penerapan sistem ijon;
d) Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan
membangun kondisi geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka Tungga Ika-an guna
mewujudkan ketahanan nasional dengan demikian maka integritas NKRI akan
terjamin kelangsungannya;
Ø Pembinaan dari tinjauan aspek demografi. Menghapus pandangan
minoritas terhadap kelompok etnis tertentu, guna menghindari sentimen
kedaerahan yang dapat memicu kebencian daerah terhadap pusat sehingga perlu
dilakukan tindakan yang seimbang untuk bersikap dalam rangka menanamkan
loyalitas vertikal, sebagai salah satu indikatornya adalah adanya derajat
kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat, dilakukan melalui upaya :
a)
menanamkan loyalitas
vertikal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh: (1)
Masyarakat terhadap pemimpinan non-formal, terhadap elite politik dan terhadap
pemerintah NKRI; ( 2) Masyarakat terhadap hukum yang berlaku di wilayah NKRI;
(3) Pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat; (4) Internal masyarakat yang
saling menghargai dalam berbagai keaneka ragaman yang ada terhadap pimpinan di
daerahnya.
b)
Menanamkan loyalitas
horizontal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh : (1)
Kelompok masyarkat terhadap kelompok masyarakat lainnya;(2) Masyarakat terhadap
kebudayaan (norma dan tata nilai) dan hukum;(3) Pemerintah daerah terhadap
pemerintah daerah lainnya. Melalui upaya pembinaan yang diharapkan maka prilaku
yang bertentangan dengan karakter masyarakat daerah konflik dapat ditangkal
karena masyarakat senantiasa mengutamakan kemaslahatan umat dengan memerangi
segala macam bentuk kemaksiatan dan kezaliman dengan lebih mengemukakan
kebijakan. Pembinaan yang dilaksanakan selama ini kepada penduduk di daerah
konflik adalah meningkatkan SDM masyarkat melalui jalur formal dan non formal
serta menanamkan rasa kebangsaan sebagai bagian dari bangsa ini agar terhindar
dari pengaruh dan propaganda pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,
selanjutnya akan tertanam rasa nasionalisme yang tinggi guna meningkatkan
ketahanan nasional di daerah konflik;
Ø Pembinaan dari tinjauan aspek sumber kekayaan alam. Pengelolaan
sumber kekayaan alam mampu memberikan dan membuka lapangan kerja bagi penduduk
di daerah, membatasi kesenjangan sosial yang ada antara pusat dan daerah,
pengelolaan sumber kekayaan alam prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan
masyarakat di daerah setempat, melibatkan masyarakat setempat dalam upaya
melestarikan dan menginfentarisir kekayaan alam, perencanaan dan pelaksanaan
pengelolaan kekayaan alam menggunakan manajemen yang transparan, sehingga di
ketahui dengan jelas arah aliran keuangan dari hasil pengelolaan tersebut,
dilakukan melalui :
a)
Pengelolaan sumber kekayaan
alam diarahkan untuk kepentingan peningkatan kesempatan dan peluang kerja
penduduk daerah,untuk mempersempit dan membatasi dan kesenjangan sosial yang ada
antara pusat dan daerah;
b)
Sumber energi minyak dan gas
bumi harus dihemat, dan sedapat mungkin dilaksanakan kegiatan untuk
mengembangkan sumber energi terbaru agar ditemukan alternatif pengganti bahan
baku yang tersedia;
c)
Pengelolaan sumber kekayaan
alam prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan masyarakat daerah secara
adil dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila dan rakyat Indonesia secara umum;
d) Seluruh komponen bangsa
terutama yang berdomisili di daerah ikut dlibatkan dalam upaya melestarikan dan
meginvetarisir serta Mengawasi kekayaan alam yang terkandung di daerah
tersebut;
e)
Dilaksanakan rencana dan pelaksanaan yang
transparan dalam pengelolaan sumber kekayaan alam tersebut dan jelas arah
aliran keuangan dari hasil pengelolaannya;
Ø Pembinaan dari tinjauan aspek idiologi. Mengenalkan dan memberikan
pendidikan moral Pancasila mulai dari usia dini, pembangunan mental spiritual
harus dilaksanakan secara seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang
memiliki moral etika sebagai insan Pancasila, dilakukan melalui upaya:
a)
Mengenalkan dan memberikan
pendidikan moral pancasila mulai usia dini serta memberikan suri tauladan
kepada penduduk tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
b)
Pelaksanaan pembentukan
fisik berupa sarana dan prasarana serta pembangunan mental spritual harus
dilaksanakan secara seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya
dalam pengertian manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan
pancasila;
c)
Pancasila sebagai ideologi
nasional falsafah bangsa dan dasar negara RI harus terus diamalkan, secara
realiti dalam perbuatan sehari-hari dan pelaksanaannya mulai dari masin-masing
individu dalam lingkungan sosialnya (rumah sekolah, kantor dan lingkungan
warga);
Ø Pembinaan dari tinjauan aspek politik. Menjelaskan bahwa sistem
pemerintahan senantiasa berdasarkan hukum sehingga perbuatan yang dilakukan
diluar rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku berarti merupakan suatu
indikasi melawan hukum dan harus dipertanggung jawabkan sistem pemerintahan
senantiasa berdasarkan hukum sehingga perbuatan yang mencegah terjadinya
diktator mayoritas dan tirani minoritas atau si besar menindas yang kecil dan
yang kuat menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan
tidak boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun, dilakukan melalui upaya
:
a)
Menjelaskan bahwa dilakukan
diluar rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku berarti merupakan upaya
melawan hukum dan harus dipertanggung jawabkan ;
b)
Mencegah terjadinya diktator
mayoritas dan tirani minoritas atau si besar menindas yang kecil dan yang kuat
menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan tidak
boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun sebagai sesama warga negara
Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dimata hukum;
Ø Pembinaan dari tinjauan aspek ekonomi. Dalam mewujudkan pemulihan
ekonomi harus selalu berorientasi kepada ekonomi rakyat dan bertumpu pada
ekonomi pasar, senantiasa harus mengedepankan pemberdayaan institusi fungsional
dibidang ekonomi, misalnya mendorong pengembangan industri strategis melalui
program penelitian yang bersifat kemitraaan dengan lembaga penelitian
diberbagai perguruan tinggi maupun industri strategis yang ada sehingga dapat
menjawab desakan kebutuhan ekonomi di daerah, dan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat daerah tersebut pada tingkat kebutuhan primer,
dilakukan melalui:
a)
Pemerintah pusat dan daerah
mengutamakan pemulihan kehidupan ekonomi rakyat melalui peningkatan sektor pertanian
dan perikanan sebagai mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia;
b)
untuk meningkatkan aktivitas
roda perekonomian diperlukan pelibatan oleh unsur-unsur komponen bangsa sesuai
fungsi termasuk TNI diseluruh wilayah NKRI untuk memberikan rasa aman kepada
masyarakat dari kemungkinan adanya gangguan kaum kelompk separatis;
c)
Pelibatan seluruh instansi
dalam pembinaan bidang tertentu yang saling berhubungan maupun mendukung
peningkatan bidang ekonomi ikut bertanggung jawab penuh untuk pencapaian sasaran
yang dituju sesuai dengan perencanaan pemerintah, dengan demikian kesenjangan
ekonomi dapat di minimalisasi untuk menghindari munculnya konflik sosial;
Ø Pembinaan dari tinjauan aspek sosial budaya. Upaya ini perlu
diimplementasikan dalam sosial kultur kehidupan masyarakat didaerah setempat,
karena ikatan adat istiadat dijunjung tinggi sebagai nilai-nilai yang bermakna
dalam menentukan kehidupan masyarakat pada daerah daerah tertentu, diwujudkan
secara aplikatif untuk dapat menghargai pendapat dan sarana masukkan dari para
tokoh mayarakat bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik maupun non
fisik (moral), dilakukan melalui upaya:
a)
Mencegah dan membatasi
masuknya budaya asing yang dapat merusak budaya bangsa sendiri dan dapat
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa;
b)
Mengedepankan pemuka adat
untuk ikut berbicara dengan pemerintah dan kelompok separatis agar ada saling
pengertian tentang perbedaan pendapat yang terjadi untuk menjaga keutuhan NKRI
yang telah dibangun oleh para pejuang bangsa;
c)
Menghargai dan saran
masukkan dari para tokoh masyarakat yang bernilai positif untuk membangun
daerah secara fisik maupun moral;
d) Menghimbau para tokoh pemuda di seluruh Indonesia agar ikut
melestarikan kebudayaan daerah yang sarat dengan nilai-nilai seni yang bernilai
tinggi untuk menjaga nilai nilai budaya sendiri dan menegah masuknya budaya
asing yang tidak sesuai dengan adat istiadat sendiri sebagai salah satu alat
perekat bangsa sehingga tidak terhapus oleh budaya asing;
e)
Menghidupkan dan menanamkan
kembali sikap dan budi pekerti yang baik dimulai dari sedini mungkin dari
anak-anak generasi penerus bangsa Indonesia dikenal dan menganal dirinya
sebagai anak Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Karena seakanakan budi
pekerti ini hanya dimiliki generasi terdahulu saja, sedangkan budi pekerti erat
kaitannya dengan etika maupun esthetica yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
oleh dahulu kala;
Tulisan Bebas
- Apa
paham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan semangat kebangsaan
Paham Kebangsaan.
Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang
mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam
mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem
pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan
nasional masih diabaikan..
Rasa Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema, karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila.
Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai dasarnya.
Rasa Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema, karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila.
Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai dasarnya.
- Jelaskan
pengertian wawasan kebangsaan.
Wawasan Kebangsaan bagi
bangsa Indonesia. Dihadapkan kepada kondisi pemahaman kesadaran berbangsa dan
bernegara, maka masalah pokok yang perlu dipecahkan bersama adalah bagaimana
membangun kesadaran dan kemampuan Bela Negara dikalangan bangsa Indonesia
sebagai dasar pemahaman wawasan nusantara
- Jelaskan pengertian wawasan nusantara.
Wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan
nasional.
- Peran apa yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa dalam menanggulangi kondisi Negara yang diperlukan
saat ini?
Mahasiswa merupakan salah satu aset
Negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan kedudukan para pejabat
menteri dan presiden dalam mengurus dan mengembangkan.Beberapa contoh kasus
dalam meningkatkan wawasan kebangsaan:
- Sederhananya,
melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu komunitas
generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat
cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun
secara kemasyarakatan.
- Pelaksanaan
karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya membutuhkan
bantuan. Dengan begitu, hal ini secara tidak langsung akan mempererat
persatuan antara masyarakat dengan mahasiswa.
- Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin
rasa persatuan yang kuat satu dengan yang lainnya. Hal ini akan
menumbuhkan solidaritas yang erat antar mahasiswa maupun dengan para
dosennya.
”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”
(Hasan Al Banna)
Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 agustus 1945 sampai sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan.Dalam konteks keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal maupun global.Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif dari perubahan tersebut.
- Pada akhir – akhir ini tindakan mahasiswa dilingkungan
kampus-kampus (demo anarkis, perkelahian, judi, narkoba, dsb) tertentu
cukup memprihatinkan, yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
Tindakan apa yang perlu untukmengatasi hal-hal yang tidak semestinya.
Apabila dicermati adanya beberapa fenomena peristiwa pada kehidupan masyarakat yang terjadi di berbagai daerah pada akhir-akhir ini, baik berupa perkelahian massal antar kelompok kepentingan akibat pemekaran wilayah, berebut lahan kehidupan, selisih paham antar pemuda /pelajar termasuk mahasiswa dan lainnya, merupakan bukti konkrit adanya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan sudah menurun. Melihat perkembangan Wawasan Kebangsaan yang dimiliki komponen bangsa saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan berimplikasi terhadap hal-hal sebagai berikut ini.
·
Tidak terlaksananya pemahaman terhadap
nilai-nilai Pancasila
terutama paham kebangsaan.
terutama paham kebangsaan.
·
Tidak terlaksananya pemahaman terhadap
nilai-nilai Pancasila
terutama rasa kebangsaan.
terutama rasa kebangsaan.
·
Tidak terlaksananya pemahaman terhadap
nilai-nilai Pancasila
terutama semangat kebangsaan. Adanya indikasi menurunnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila, terutama paham, rasa dan semangat kebangsaan tersebut, akan sangat mempengaruhi di dalam menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masih adanya sebagian masyarakat yang belum menghayati, memahami dan mengamalkan secara utuh terhadap nilai-nilai Pancasila terutama tentang wawasan kebangsaan yang terdapat rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
terutama semangat kebangsaan. Adanya indikasi menurunnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila, terutama paham, rasa dan semangat kebangsaan tersebut, akan sangat mempengaruhi di dalam menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masih adanya sebagian masyarakat yang belum menghayati, memahami dan mengamalkan secara utuh terhadap nilai-nilai Pancasila terutama tentang wawasan kebangsaan yang terdapat rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
Penutup
1. Kesimpulan
Bangsa pada hakikat nya adalah
merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut dalam merealisasikan
harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia memebentuk suatu bangsa karena untuk
memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh karena itu
deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu sebagaimana
bangsa liberal.
Upaya pembinaan kebangsaan jika ditinjau
dari format pendidikan. Dapat dilakukan melalui jalur formal dan informal
sebagai berikut :
- Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan
Tinggi, untukmenjaga eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang
bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, maka Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan
rasa cinta tanah air harus dikenalkan secara dini kepada anak-anak
Indonesia melalui pendidikan sekolah / Perguruan Tinggi sesuai dengan
strata pendidikannya secara merata dan diwadahi melalui kurikulum
pendidikan nasional
- Kedua, Secara informal dalam lingkungan pemukiman maupunlingkungan
pekerjaan, disamping pendidikan formal yang diterima oleh generasi penerus
bangsa disekolah maupun perguruan tinggi, maka pendidikan bela negara juga
dilaksanakan dilingkungan pemukiman dan lingkungan pekerjaan
2. Saran
Bagi mahasiswa hal – hal yang dapat
dilakukan untuk mengmbangkan wawasan kebangsaan adalah sebagai berikut :
- Sederhananya,
melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu komunitas
generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat
cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun
secara kemasyarakatan.
- Pelaksanaan
karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya membutuhkan
bantuan.
- Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin
rasa persatuan yang kuat satu dengan yang lainnya
Daftar
Pustaka