MAKALAH PERBANKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan
yang dilaksanakan oleh negara Indonesia adalah bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai tujuan tersebut
perlu dilakukan berbagai usaha untuk mencapainya. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui pembangunan secara berkesinambungan dan berkelanjutan
serta mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara
keseluruhan yang diharapkan dapat menwujudkan masyarakat yang adil dan
makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD
1945.
Salah satu hal yang ikut serta menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi adalah stabilnya sektor perbankan. Sektor
perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian sebuah negara dan
sebagai alat dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Sejak terjadi krisis
moneter tahun 1997 sektor perbankan mulai mengalami gejolak krisis
kepercayaan dari masyarakat terhadap lembaga perbankan nasional. Pada
tahun 1998 pemerintah menyatakan bahwa dari 222 bank yang beroperasi di
Indonesia, 65% dalam kondisi sakit dan 54% sudah masuk badan penyehatan
perbankan nasional. Puncaknya, pemerintah mengambil keputusan untuk
melikuidasi 16 bank, 7 bank diambil alih dan 8 bank dibekukan operasinya
( Info Bank, Mei 1998 ).
Pada tahun 1999 kondisi perbankan nasional mulai menunjukkan perkembangan ke arah perbaikan
meskipun masih mengalami tahapan-tahapan yang sulit dalam rangka
konsolidasi dan menyeimbangkan posisi keuangan. Hal ini tercermin dari
perkembangan positif pada aspek pendanaan, permodalan, profitabilitas,
dan kualitas aktiva produktif.
Sampai dengan akhir 2005, di Indonesia telah tercatat sebanyak 26 bank yang berstatus go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Bank-bank
tersebut merupakan yang paling berpengaruh di dalam berbagai aktivitas
pendanaan dan perputaran uang yang terjadi di Indonesia. Besarnya
pengaruh perbankan tersebut bagi kehidupan perekonomian Indonesia,
menempatkan bank-bank ini pada posisi yang senantiasa berada dalam ajang persaingan.
Sebelum
tahun 2002, daftar emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta berjumlah
25 bank dan pada dua tahun berikutnya, jumlah emiten bertambah satu
bank menjadi 26 bank yang go public di
BEJ. Di awal tahun 2004, jumlah emiten berkurang satu bank dan kembali
lagi menjadi 25 bank yang terdaftar. Tabel 1 menunjukkan daftar
nama-nama bank di Indonesia yang hingga sekarang masih aktif dan
tercatat sebagai emiten pada Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Berdasarkan
fungsi dasarnya sebagai penghimpun dan juga penyalur atas dana, maka
bank akan selalu berkepentingan dengan pihak-pihak yang kelebihan dana
dan juga pihak-pihak yang kekurangan atau membutuhkan dana, yang sering
disebut dengan kreditur. Dalam aktivitasnya, bank akan dihadapkan dengan
berbagai permasalahan seputar fungsi dasar perbankan.
Perbankan
di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya, yaitu dalam memenuhi
fungsi dasarnya masih menghadapi berbagai permasalahan yang mendasar
yang masih terjadi hingga saat ini. Banyak bank-bank yang belum mampu
secara maksimal di dalam
mengelola sumber daya mereka, sebagai contoh banyak bank yang kesulitan
di dalam mengatur sirkulasi keuangan mereka, di satu sisi bank-bank yang
mengalami under-liquid akan
kesulitan di dalam melakukan aktivitas bisnisnya secara maksimal
dikarenakan kekurangan modal sebagai dasar beraktivitas. Di sisi lain,
bank-bank yang mengalami over-liquid
juga akan mengalami permasalahan, mereka akan kesulitan di dalam
menyalurkan dana-dana tersebut dan berisiko terjadinya kredit tidak
tertagih.
Banyaknya
permasalahan perbankan seperti yang telah dicontohkan diatas,
mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat selaku sumber dan
tujuan atas aliran dana yang dihimpun oleh bank mengalami proses yang
tidak stabil dan berubah-ubah. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dicapai oleh dunia
perbankan itu sendiri, dan bagaimana upaya manajemen perbankan
mengantisipasi setiap perubahaan yang terjadi pada lingkungannya baik
nasional maupun global. Perubahan-perubahan dimaksud menyangkut masalah
teknologi informasi, kebijakan atau regulasi pemerintah dan otoritas
moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif.
Uraian
diatas memberikan gambaran bahwa profitabilitas bank merupakan salah
satu aspek penting yang tidak boleh diabaikan manajemen. Untuk
meningkatkan kualitas manajemen dalam melakukan analisis tersebut,
manajemen perlu mengenali variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi
profitabilitas bank. Variabel-variabel tersebut salah satunya dapat
diketahui dari rasio-rasio keuangan. Analisa rasio keuangan dapat
digunakan untuk mengevaluasi bagaimana sebuah bank bekerja dan bagaimana
bank tersebut disiapkan untuk masa depan. Dengan mengetahui keadaan
keuangan akan membantu pihak manajemen dalam implementasi perencanaan
dan pengendalian keuangan. Perencanaan yang baik harus dihubungkan
dengan kekuatan dan kelemahan bank saat ini.
Untuk
dapat menjawab berbagai permasalahan tersebut, maka peneliti mengangkat
judul “Analisis Variabel yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank-Bank Go
Public di Indonesia” sebagai judul atas penelitian yang akan dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
- Variabel-variabel apakah yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta ?
- Dari variabel-variabel tersebut, variabel mana yang berpengaruh terbesar terhadap profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Perbankan Indonesia
Menurut
Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No. 7
tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk menyalurkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Dari
pengertian diatas dapat diketahui bahwa bank merupakan suatu lembaga
perantara bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana. Bank menerima simpanan dana dari pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana (misalnya dalam bentuk tabungan atau deposito)
dan menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan dana dalam bentuk
pinjaman.
Pihak yang memiliki dana akan menerima tingkat pengembalian tertentu dari bank sebagai imbalannya yang dikenal dengan bunga (interest). Di
pihak lain, yang menggunakan dana dari pihak bank harus membayar bunga
kepada bank, sehingga bank akan memperoleh keuntungan dari selisih hasil
bunga yang diterima (dari kredit yang diberikan) dengan bunga yang
dibayarkan kepada para deposan atau penabung.
Menurut
Siamat (2001:84), dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank
ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat
diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal
bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan
atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-waktu akan dapat diambil
kembali, baik sekaligus maupun berangsur-angsur.
2. Penilaian kinerja keuangan bank
Penilaian
terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangannya sehingga akan diperoleh
rasio-rasio keuangan yang akan memperlihatkan posisi dan kondisi
keuangan suatu bank pada periode tertentu. Laporan
keuangan prestasi historis dari suatu perusahaan bersama dengan
analisis bisnis dan ekonomis yang memberikan dasar untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan (Westo & Copeland, 1990).
Menurut Caves (1992), kinerja perbankan dapat diukur dengan menggunakan:
a. Rata-rata tingkat bunga pinjaman
b. Rata-rata tingkat bunga simpanan
c. Profitabilitas perbankan
Gilbert (1994), dalam surveynya terhadap beberapa penelitian mengambil kesimpulan bahwa tingkat bunga pinjaman atau
tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan
menimbulkan masalah. Apabila tingkat bunga pinjaman yang digunakan
sebagai ukuran kinerja, kemungkinan ukuran tersebut akan bias, karena
rata-rata tingkat bunga pinjaman akan tergantung pada portofolio
pinjaman bank. Begitu juga dengan rata-rata tingkat bunga simpanan
tergantung pada distribusi jatuh temponya bermacam-macam simpanan.
3. Efisiensi.
Efisiensi
merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan tersebut. Efisiensi merupakan suatu
ukuran yang membandingkan nilai output dari suatu proses dengan nilai
inputnya. Proses dalam suatu sistem dikatakan efisien bilamana nilai
outputnya melebihi nilai inputnya, sehingga sumber daya dalam suatu
system akan terjaga kelangsungan operasionalnya (Menipaz, 1984).
4. Klasifikasi Bank.
Berdasarkan kepemilikan modalnya, bank-bank di Indonesia dibagi empat yaitu :
a. Bank pemerintah, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pemerintah atau Negara. contohnya: BRI, BNI 46, Bank Mandiri, dan lain-lain yang mana sekarang telah dikelola secara swasta.
b. Bank
Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pihak
swasta. Contohnya: BII, BCA, Lippo Bank, Bank Danamon, dan lain-lain.
Bank swasta nasional ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
1) Bank Devisa, yaitu bank yang dapat mengadakan transaksi seperti ekspor-impor, jual beli valuta asing, dan lain-lain.
2) Bank Non-Devisa, yaitu bank yang tidak dapat mengadakan transaksi internasional.
c. Bank
Asing yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing. Untuk ini mereka
hanya membuka cabang di Indonesia dan kantor pusat berada diluar negeri.
Contoh: Citibank, Chase Manhatan, dan lain-lain.
d. Bank
Campuran yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak swasta
nasional dan sebagian lagi dimiliki oleh pihak asing. Contoh: Fuji Internasional Bank (Bank Internasional Indonesia dengan F uji Bank Jepang).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berupa studi kasus, yaitu permasalahan yang ditentukan dalam penelitian merupakan masalah yang terjadi pada sample penelitian itu sendiri yaitu bank-bank yang go public di
BEJ, dan pemecahannya juga dilakukan oleh perusahaan obyek penelitian
yang bersangkutan. Studi kasus ini digunakan untuk menjelaskan
permasalahan-permasalahan yang terjadi dan pemecahan masalah tersebut
berdasarkan data-data yang ada sesuai dengan yang diteliti pada
bank-bank yang go public tersebut.
B. Teknik Pengumpulan data
Teknik
yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan cara
mengumpulkan, mencatat dan atau memfotocopy dari arsip maupun
dokumentasi perusahaan yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian adalah dengan cara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang go public di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2001-2005 yang berjumlah 25 bank.
C. Metode Analisis Data
Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu
dengan menggunakan model regresi linier berganda (multiple linier regression method).
Bentuk rumusan matematik dari analisis regresi linier berganda yang
dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (bebas) yaitu
pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas,
klasifikasi bank terhadap variabel dependen (terikat) yaitu ROA adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Teknik estimasi variabel dependen (terikat) yang melandasi analisis regresi disebut ordinary least squares
(pangkat kuadrat terkecil biasa). Inti metode OLS adalah mengestimasi
suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat
kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut.
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan program komputer Statistic SPSS 10.0 (Statistical Package for the Sosial Science Versi
10.00). salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi
berganda adalah terpenuhinya asumsik klasik. Untuk mendapatkan nilai
pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Liniar Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan regresi berganda dengan metode pangkat kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares/OLS)
perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang
dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Uji
Normalitas, Uji Asumsi Klasik,Uji Multikolinearitas, Uji
Autokorelasi,Uji Heterokedastisitas,Uji Hipotesis, Uji F, Uji t.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Perbankan Indonesia
Tahun
1997/1998 merupakan tahun yang terberat dalam tiga puluh tahun
pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Diawali oleh krisis nilai
tukar yang terjadi sejak semester II tahun 1997, kinerja perekonomian
Indonesian menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan
di berbagai bidang. Proses penyebaran krisis berkembang cepat mengingat
tingginya keterbukaan perekonomian Indonesian dan kertergantungan pada
sektor luar negeri yang sangat besar. Krisis tersebut kemudian
berkembang semakin parah karena terdapatnya berbagai kelemahan mendasar
di dalam perekonomian nasional, terutama di tingkat mikro. Bersaman
dengan itu, pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang kurang
efisien serta sistem perbankan yang rapuh menyebabkan gejolak nilai
tukar berubah menjadi krisis utang swasta dan krisis perbankan (Laporan
Tahunan Bank Indonesia, 1998).
Sebagai
langkah awal dalam rangka penyehatan di bidang perbankan penelitian
akibat krisis ekonomi, pada tanggal 1 November 1997, setelah dilakukan
penelitian dan pemeriksaan yang cermat oleh Bank Indonesia, pemerintah
mencabut izin usaha bank yang dinyatakan insolven. Upaya tersebut semula
dimaksudkan untuk memulihkan kepercayaan kepada masyarakat, tetapi yang
terjadi adalah sebaliknya dimana kondisi tersebut telah ditanggapi
negatif oleh masyarakat berupa penarikan dana secara besar-besaran dan
pemindahaan dari bank mengalami kesulitan likuiditas sehingga banyak
bank yang melanggar ketentuan giro wajib minimum. Sejumlah bank bahkan
mengalami saldo negatif atas rekening gironya di Bank Indonesia.
Untuk
menghindari dampak berantai terhadap bank-bank lain yang pada
gilirannya menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap system perbankan
secara keseluruhan. Maka Bank Indonesia menyediakan bantuan likuiditas
(BLBI) kepada bank-bank.
Program
rekapitalisasi perbankan telah diselesaikan pada akhir tahun 2000
dengan total obligasi yang telah diterbitkan pemerintah untuk program
tersebut sebesar Rp 430,4 triliun. Meskipun program rekapitalisasi telah
selesai, restrukturisasi perbankan terus berjalan secara konsisten
untuk menyehatkan lembaga perbankan dan memperkuat ketahanan system
perbankan itu sendiri. Program restrukturisasi yang telah dilakukan
secara intensif sejak awal tahun 1998 mulai menunjukkan kontribusi yang
cukup signifikan. Salah satunya terlihat pada peningkatan permodalan
hampir diseluruh bank.
Untuk
menciptakan perbankan yang sehat dalam menghadapi berbagai eksposur
resiko yang semakin kompleks, Bank Indonesia secara khusus lebih menitik
beratkan pada upaya pencapaian CAR minimum 8% pada akhir tahun 2001.
dalam rangka pemenuhan modal minimum, kebijakan yang diambil adalah
meminta bank-bank untuk menambah setoran modal, menggabung bank melalui
merger dan mencari strategi investor baru balok domestic maupun asing.
Namun demikian bagi bank-bank yang setelah dilakukan upaya tersebut
masih tidak mampu memenuhi ketentuan modal minimum diberikan alternatif
terakhir untuk mengikuti Exit Policy.
Seiring dengan upaya tersebut, dalam hal pemantapan ketahanan system
perbankan Bank Indonesia juga menyempurnakan pola pengawasan bank yang
mengacu pada 25 basel Care Principles for Effective banking Supervision, yang telah berlaku secara internasional (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2001).
Melanjutkan
kebijakan pada tahun-tahun sebelumnya, kebijakan Bank Indonesia di
bidang perbankan pada tahun 2002 tetap difokuskan pada upaya-upaya untuk
mempertahankan program penyehatan lembaga dan program pemantapan
ketahanan sistem
perbankan. Berbagai kebijakan perbankan yang didukung oleh
perbaikan-perbaikan pada indicator makro, berhasil mendorong perbaikan
kinerja pada tahun 2002. Perbaikan tersebut tercermin dari meningkatnya
dana pihak ketiga, permodalan dan terus berlangsungnya pemulihan fungsi
intermediasi perbankan. Pemulihan fungsi intermediasi perbankan
tercermin dari peningkatan penyaluran kredit, peningkatan LDR, perubahan
komposisi aktiva produktif dan peningkatan pendapatan bunga kredit
(Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2002).
Kinerja perbankan tahun 2003 masih menunjukkan kecenderungan positif seperti
ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan, LDR,
permodalan dan profitabilitas serta stabilnya kualitas kredit. Selain
itu, pengumpulan dana pihak ketiga terus menunjukkan peningkatan. Hal
ini sangat terkait dengan adanya jaminan pemerintah atas simpanan
masyarakat melalui skim blanket guarantee.
Perbaikan tersebut tidak terlepas dari membaiknya beberapa indicator
ekonomi makro seperti menurunnya suku bunga, inflasi, dan menguatnya
nilai tukar rupiah (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2003).
Seiring
dengan membaiknya kondisi perbankan, maka tahap selanjutnya dari
program rekapitalisasi adalah diinvestasi kepemilikan pemerintah. Selain
ditujukan untuk mengurangi beban pemerintah dalam bentuk kupon
obligasi, program divestasi juga diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi efisiensi dan kinerja perbankan secara keseluruhan. Pada tahap selanjutnya dalam mempertahankan kondisi
perbankan yang terus membaik serta menegakkan prinsp kehati-hatian
dalam praktek bisnis perbankan nasional, maka dirasakan perlu untuk
menetapakan aturan main yang harus dipatuhi bersama.
Berbagai
kebijakan yang telah dan akan ditempuh dapat berhasil apabila mendapat
dukungan lingkungan perbankan yang lebih sehat dan kemampuan pengawasan
otoritas perbankan dalam menjaga efektifitas aturan main yang telah
disepakati. Kedua hal tersebut telah disadari sepenuhnya oleh Bank
Indonesia sebagai Otoritas perbankan dengan menjadikannya sebagai agenda
kebijakan selanjutnya. Saat ini, dalam skala yang lebih luas kebijakan
perbankan Indonesia disatukan dan disempurnakan dalam satu wadah
Arsitektur Perbankan Indonesia (API). API ini selanjutnya akan menjadi
panduan arah dan rekomendasi kebijakan bagi pengembangan industri
perbankan dalam jangka panjang.
2. Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta
penyajian hasil peringkasan tersebut. Statistik deskriptif berusaha
menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti
berapa rata-rata, seberapa besar data-data bervariasi dan sebagainya.
Tabel 2 menyajikan hasil analisis statistik deskriptif atas variabel
dependen (Y) dan variabel independen (X) yang berskala nominal yaitu pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER).
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Variabel
|
N
|
Rata-rata
|
Std. Deviasi
|
Minimum
|
Maksimum
|
MSDN (X1)
CAR (X2)
BOPO (X3)
LDR (X4)
OWNER (X5)
ROA-(Y)
|
100
100
100
100
100
100
|
5,2356
21.6284
88,2695
157,0646
0,1600
2,0547
|
7,3813
20,6689
8,9831
697,3009
0.3685
2,8347
|
0,05
-47,10
70,32
16,06
0,00
-9,73
|
30,13
148,09
113,33
6077,76
1,00
24,62
|
Sumber : Olah data SPSS
Temuan dari hasil statistik deskriptif menunjukkan rata-rata ROA yang terjadi pada profitabilitas bank yang go public
di Bursa Efek Jakarta. Rata-ratanya ROA sebesar 2,0547. Rata-rata ini
tergolong lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu.
Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Pramono dan Syafitri (2004),
menghasilkan rata-rata ROA sebesar 2,9025.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas bank yang Go Pubic di Bursa Efek di Jakarta selama kurun waktu tahun 2001-2005 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Uji F
Menunjukkan
bahwa variabel independen yang terdiri dari pangsa pasar dana pihak
ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER) sangat berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas bank yang go poblik di Bursa Efek Jakarta.
2. Hasil Uji R2
Menunjukkan
bahwa 44,7% perubahan yang terjadi pada variabel dependen (ROA)
dipengaruhi oleh variabel independenn yang terdiri dari pangsa pasar
dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas
(LDR), klasifikasi bank (OWNER) , sedangkan sisanya sebesar 55,3%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian.
3. Hasil Uji t
Menunjukkan
bahwa secara parsial kelima variabel independen ada tiga variabel yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Yaitu pangsa
pasar dana pihak (MSDN), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER).
B. Saran
Guna melengkapi penelitian ini, peneliti akan memberikan beberapa saran atau rekomendasi, yaitu :
1. Dengan
melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh
dominan terhadap ROA, maka saran yang bisa dikemukakan adalah jika bank
ingin meningkatkan profitabilitas bank yang penting untuk diperhatikan
adalah rasio CAR. Komponen ini perlu diperhatikan karena dengan melihat
rasio ini dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba.
2. Manajemen
bank perlu untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai CAR sesuai
dengan ketentuan bank sentral (minimal 10%) karena dengan modal yang
cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman.
3. Pihak
manajemen hendaknya bijaksana dalam menetapkan LDR yang pantas bagi
perusahaannya, minimal adalah memenuhi ketetapan pemerintah. Jika ingin
memperbesar posisi kredit dengan pertimbangan untuk meningkatkan
pendapatan dan interest income maka bank harus mampu meningkatkan simpanan masyarakat baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.
4. Saran bagi peneliti berikutnya, apa
yang dihasilkan dalam penelitian ini perlu di tindak lanjuti mengingat
masih terbatasnya jumlah sampel dan tahun pengamatan, karena apabila
jumlah sampel dan tahun pengamatan lebih banyak maka data yang
dihasilkan akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Caves. 1982. Structure Conduct Ferformance. Fifth Edition Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Gilberth R. 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal Of Economic and Statistic, XLIX. August.
Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga Jakarta.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT./ Raja Grafindo Persada Jakarta.
Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Menipaz, Uhud. 1984. Essentials of Production and Operation. Englewood Clifts, Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Mudrajad Kuncoro. 1994. Deregulasi Perbankan di Indonesia: Tinjauan dan Implikasinya bagi PJP II. Prisma Februari.
Nurlita dewi Pramono dan Wildan Syaftri. 2004. Analisis Profitabilitas Bank di Indonesia.
Ruddy Tri Santoso. 1996. Mengenal Dunia Perbankan. Andi Offset, Yogyakarta.
Santoso. 2001. SPSS Versi 10. Mengelola Data Statistik. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta.
Sri Susilo, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, BPFE, Yogyakarta.
Teguh Pujo Mulyono. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan, Jakarta.